Banyak yang menyayangkan kondisi kawasan Perbukitan Karst/Kapur Citatah – Padalarang. Bukit kapur ini kini semakin rusak akibat adanya penambangan yang membludak.
Perbukitan kapur yang membentang sepanjang 6 kilometer dari Padalarang hingga Rajamandala, Kabupaten Bandung Barat ini sebenarnya dapat dijadikan wana wisata atau wisata gunung di bandung yang menarik karena pemandangan bukit kapurnya cukup menawan.
Kawasan ini ada sejak 20 hingga 30 tahun silam. Dan sekitar 10 tahun terakhir ini, warga sekitar menggantungkan hidupnya pada kawasan ini karena tuntutan ekonomi.
Hampir seluruh warga sekitar Karst Citatah menambang kapur, bahkan hingga kini tak jarang ditemui truk yang hilir mudik mengangkut batu kapur dari kawasan ini.
Sangat disayangkan karena kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan juga pahamnya mengenai dampak yang akan ditimbulkan masih sangat minim.
Kini yang hanya dapat dilihat adalah kawasan perbukitan kapur yang sedikit demi sedikit mulai mati.
Banyak pemandangan menarik yang dapat ditemukan di Kawasan Karst Citatah ini. Antara lain Goa Pawon, Pasir Pawon, Pasir Masigit, Pasir bancana, Karangpanganten, Gunung Manik, Pasir Pabeasan dan Gunung Hawu menjadi bagiannya.
Selain itu terdapat pula Situs Purbakala yang berupa alat-alat batu, gerabah, bongkah andesit (alat tumbuk) dan tulang-tulang binatang (gigi, kuku, rahang) di lingkungan Gua Pawon.
Kawasan karst Citatah juga menyimpan sejarah mengenai peradaban manusia. Di Goa Pawon sempat ditemukan fosil manusia purba yang berjenis homo sapiens yang usianya diperkirakan 9.000-5.000 tahun.
Di Goa Pawon juga pernah ditemukan sekitar 22000 artefak beruap gelang-gelang dari batu gelas, kapak, dan juga peralaan kehidupan jaman dahulu.
Begitu banyak benda-benda bersejarah yang ada di kawasan Perbukitan Karst/Kapur Citatah – Padalarang ini seharusnya dipertahankan dan penambangan tersebut dihentikan.
Demkianlah sekilas info wisata di bandung mengenai perbukitan kapur citatah di padalarang, yang seharusnya dapat dijadikan sebagai tempat wisata di bandung, namun karena ketidakpedulian masyarakat terhadap lingkungannya, menjadikan kawasan perbukitan kapur ini suatu saat akan tidak dapat dinikmati oleh anak cucu kita.
Perbukitan kapur yang membentang sepanjang 6 kilometer dari Padalarang hingga Rajamandala, Kabupaten Bandung Barat ini sebenarnya dapat dijadikan wana wisata atau wisata gunung di bandung yang menarik karena pemandangan bukit kapurnya cukup menawan.
Kawasan ini ada sejak 20 hingga 30 tahun silam. Dan sekitar 10 tahun terakhir ini, warga sekitar menggantungkan hidupnya pada kawasan ini karena tuntutan ekonomi.
Hampir seluruh warga sekitar Karst Citatah menambang kapur, bahkan hingga kini tak jarang ditemui truk yang hilir mudik mengangkut batu kapur dari kawasan ini.
Sangat disayangkan karena kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan juga pahamnya mengenai dampak yang akan ditimbulkan masih sangat minim.
Kini yang hanya dapat dilihat adalah kawasan perbukitan kapur yang sedikit demi sedikit mulai mati.
Banyak pemandangan menarik yang dapat ditemukan di Kawasan Karst Citatah ini. Antara lain Goa Pawon, Pasir Pawon, Pasir Masigit, Pasir bancana, Karangpanganten, Gunung Manik, Pasir Pabeasan dan Gunung Hawu menjadi bagiannya.
Perbukitan Karst kapur Citatah Padalarang |
Kawasan karst Citatah juga menyimpan sejarah mengenai peradaban manusia. Di Goa Pawon sempat ditemukan fosil manusia purba yang berjenis homo sapiens yang usianya diperkirakan 9.000-5.000 tahun.
Di Goa Pawon juga pernah ditemukan sekitar 22000 artefak beruap gelang-gelang dari batu gelas, kapak, dan juga peralaan kehidupan jaman dahulu.
Begitu banyak benda-benda bersejarah yang ada di kawasan Perbukitan Karst/Kapur Citatah – Padalarang ini seharusnya dipertahankan dan penambangan tersebut dihentikan.
Demkianlah sekilas info wisata di bandung mengenai perbukitan kapur citatah di padalarang, yang seharusnya dapat dijadikan sebagai tempat wisata di bandung, namun karena ketidakpedulian masyarakat terhadap lingkungannya, menjadikan kawasan perbukitan kapur ini suatu saat akan tidak dapat dinikmati oleh anak cucu kita.